MANFAAT DAN KEUNGGULAN KAYU JATI

Kayu jati merupakan komoditas kehutanan andalan berbagai daerah di Indonesia, seperti Blora, Jepara, Grobogan, Pati dan Sragen yang memiliki beberapa sentra pengrajin meubel berbahan kayu jati. Pohon jati dengan mutu terbaik biasanya diperoleh dari pohon yang usianya lebih dari 80 tahun. Dengan kata lain, semakin tua pohon jati maka akan menghasilkan kualitas jati yang lebih baik. Pohon jati dapat tumbuh mencapai diameter 1,8 meter hingga 2,4 meter dengan ketinggian mencapai 40 meter hingga 45 meter, serta tinggi bebas cabang sekitar 20 meter hingga 25 meter. Batang jati tumbuh tegak lurus dengan bentuk silindris dan tipe percabangan tetragonal. Kulit jati berwarna kuning keabuan dan berstruktur retak atau pecah dangkal dengan alur memanjang batang.

Kayu jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya, sehingga dapat awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila dipakai di bawah naungan atap. Di dalam rumah, selain dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture, kayu jati digunakan pula dalam struktur bangunan. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah, menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir. Dalam industri kayu sekarang, jati diolah menjadi venir (veneer) untuk melapisi wajah kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup lantai. Selain itu juga diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture luar-rumah. Ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap. Sebagian besar kebutuhan kayu jati dunia dipasok oleh Indonesia dan Myanmar.

Kalau Anda mengunjungi daerah pedesaan terutama daerah utara Jawa Tengah, Anda akan menemukan banyak banyak rumah-rumah yang dibangun menggunakan kayu Jati dari pondasi, dinding, sampai atapnya. Penggunaan kayu Jati sebagai rumah menggunakan kayu Jati dinilai lebih murah dan lebih awet. Hal ini juga mempertimbangkan kondisi tanahnya yang kering dan tidak stabil. Apabila musim hujan, tanah menjadi becek, sedangkan musim kemarau tanahnya kering dan terkadang bergeser.

Siapa yang tak kenal jati. Kayu jati terkenal akan keawetannya yang begitu kuat. Selain digunanakan bahan lantai, kayu jati juga biasanya digunakan sebagai bahan furniture, kerajinan, dan bahan lainnya. Sama halnya dengan kayu meranti, kayu jati memiliki ciri kuat dan juga keras. Kayu ini tidak akan terpengaruh oleh perubahan cuaca, baik itu panas maupun hujan. Oleh karena itu, kayu ini akan bertahan jika terkena air dan tidak mudah termakan rayap. Setiap material kayu terdapat pori dan setiap jenis kayu memiliki bentuk pori yang berbeda. Pori dalam pohon berfungsi untuk menyerap kelembapan udara sedangkan pori ketika pohon sudah dipotong dan berbentuk kayu harus sangat diperhatikan karena sifatnya yang menyerap kelembapan akan merusak furniture.

Ketika kelembapan sebuah furniture tinggi akan rentan timbul jamur. Setelah jamur tumbuh maka kayu akan mudah lapuk. Selain itu, juga rentan terhadap serangan serangga. Inilah yang harus Anda hindari. Menggunakan obat pengawet untuk mencegah jamur dan pengawet kayu anti rayap dan serangga pengganggu lainnya sangat penting untuk dilakukan.

Cara ampuh selanjutnya untuk menghindari kelembapan tinggi pada furniture adalah dengan melapisi dengan cat kayu anti air. Lapisan film yang terbentuk akan melindungi kayu dari luar dengan menutup pori-pori kayu. Karena tidak semua jenis pori kayu itu sama maka Anda harus memilih jenis cat yang mampu menutup pori yang berbeda tersebut. Salah satu cat yang kami rekomendasikan adalah cat kayu Biovarnish. Lapisan film yang terciptakan pada bagian luar furniture kayu tidak hanya akan melindungi dari air atau kelembapan saja, tetapi juga dari panas dan rayap. Bahkan juga tahan gores yang membuat furniture akan tampak bagus dalam waktu yang lama.